loading...
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / Genap
Materi Pokok : Berbagai Informasi dalam Artikel
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti
· KI-1: Menghayati dan mengamalkan anutan agama yang dianutnya.
· KI-2: Menghayati dan mengamalkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawaban, responsif, dan pro-aktif dalam diberinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, tempat regional, dan tempat internasional”.
· KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan talenta dan minatnya untuk memecahkan masalah
· KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abnormal terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta bisa memakai metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar | Indikator |
3.10 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca | · Mengidentifikasi masalah, fakta dan opini dari sebuah artikel yang dibaca · Memahami kerangka penyusunan artikel · Memahami mekanisme penyusunan sebuah opini |
4.10 Menyusun opini dalam bentuk artikel | · Mengkritisi masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel. · Menulis opini dalam bentuk artikel dengan memerhatikan unsur-unsur artikel. · Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, pengungkapan opini dan hasil menyusunan opini dalam bentuk artikel. |
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui acara pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran inovasi (Discovery Learning), peserta didik sanggup mengidentifikasi masalah, fakta dan opini dari sebuah artikel yang dibaca, memahami kerangka penyusunan artikel, memahami mekanisme penyusunan sebuah opini, mengkritisi masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel, menulis opini dalam bentuk artikel dengan memerhatikan unsur-unsur artikel, dan mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, pengungkapan opini dan hasil menyusunan opini dalam bentuk artikel dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawaban, bersikap berteman dekat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
· masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel
· topik, kasus dan kerangka artikel
· penyusunan opini dalam bentuk artikel
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawaban, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
· Worksheet atau lembar kerja (siswa)
· Lembar penilaian
· LCD Proyektor
Alat/Bahan :
· Penggaris, spidol, papan tulis
· Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit) | ||||||||||||||
Kegiatan Penlampauan (15 Menit) | ||||||||||||||
Guru : Orientasi v Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran v Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin v Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengpertamai acara pembelajaran. Aperpepsi v Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya v Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. v Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. Motivasi v Memdiberikan citra wacana manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. v Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan sanggup menerangkan wacana materi : Ø Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel v Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung v Mengajukan pertanyaan Pemdiberian Acuan v Memdiberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan dikala itu. v Memdiberitahukan wacana kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung v Pembagian kelompok belajar v Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. | ||||||||||||||
Kegiatan Inti ( 150 Menit ) | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Catatan : Selama pembelajaran Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi kasus tanggungjawaban, rasa ingin tahu, peduli lingkungan | ||||||||||||||
Kegiatan Penutup (15 Menit) | ||||||||||||||
Peserta didik : v Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru wacana point-point penting yang muncul dalam acara pembelajaran wacana materi Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel yang gres dilakukan. v Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel yang gres diselesaikan. @aminyusuf v Mengagendakan materi atau kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan diberikutnya di luar jam sekolah atau dirumah. Guru : v Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel. v Peserta didik yang selesai mengerjakan kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar didiberi paraf serta didiberi nomor urut peringkat, untuk penilaian kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel. v Memdiberikan penghargaan untuk materi pelajaran Masalah, fakta dan opini dalam sebuah artikel kepada kelompok yang mempunyai kinerja dan kerjasama yang baik. |
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit) | ||||||||||||||
Kegiatan Penlampauan (15 Menit) | ||||||||||||||
Guru : Orientasi v Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran v Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin v Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengpertamai acara pembelajaran. Aperpepsi v Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya v Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. v Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. Motivasi v Memdiberikan citra wacana manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. v Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan sanggup menerangkan wacana materi : Ø Topik, kasus dan kerangka artikel v Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung v Mengajukan pertanyaan Pemdiberian Acuan v Memdiberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan dikala itu. v Memdiberitahukan wacana kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung v Pembagian kelompok belajar v Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. | ||||||||||||||
Kegiatan Inti ( 150 Menit ) | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Catatan : Selama pembelajaran Topik, kasus dan kerangka artikel berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi kasus tanggungjawaban, rasa ingin tahu, peduli lingkungan | ||||||||||||||
Kegiatan Penutup (15 Menit) | ||||||||||||||
Peserta didik : v Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru wacana point-point penting yang muncul dalam acara pembelajaran wacana materi Topik, kasus dan kerangka artikel yang gres dilakukan. v Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Topik, kasus dan kerangka artikel yang gres diselesaikan. v Mengagendakan materi atau kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan diberikutnya di luar jam sekolah atau dirumah. Guru : v Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Topik, kasus dan kerangka artikel. v Peserta didik yang selesai mengerjakan kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar didiberi paraf serta didiberi nomor urut peringkat, untuk penilaian kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Topik, kasus dan kerangka artikel. v Memdiberikan penghargaan untuk materi pelajaran Topik, kasus dan kerangka artikel kepada kelompok yang mempunyai kinerja dan kerjasama yang baik. |
3 . Pertemuan Ketiga (4 x 45 Menit) | ||||||||||||||
Kegiatan Penlampauan (15 Menit) | ||||||||||||||
Guru : Orientasi v Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran v Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin v Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengpertamai acara pembelajaran. Aperpepsi v Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya v Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. v Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. Motivasi v Memdiberikan citra wacana manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. v Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan sanggup menerangkan wacana materi : Ø Penyusunan opini dalam bentuk artikel v Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung v Mengajukan pertanyaan Pemdiberian Acuan v Memdiberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan dikala itu. v Memdiberitahukan wacana kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung v Pembagian kelompok belajar v Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. | ||||||||||||||
Kegiatan Inti ( 150 Menit ) | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Catatan : Selama pembelajaran Penyusunan opini dalam bentuk artikel berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi kasus tanggungjawaban, rasa ingin tahu, peduli lingkungan | ||||||||||||||
Kegiatan Penutup (15 Menit) | ||||||||||||||
Peserta didik : v Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru wacana point-point penting yang muncul dalam acara pembelajaran wacana materi Penyusunan opini dalam bentuk artikel yang gres dilakukan. v Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Penyusunan opini dalam bentuk artikel yang gres diselesaikan. v Mengagendakan materi atau kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan diberikutnya di luar jam sekolah atau dirumah. Guru : v Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Penyusunan opini dalam bentuk artikel. v Peserta didik yang selesai mengerjakan kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar didiberi paraf serta didiberi nomor urut peringkat, untuk penilaian kiprah projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Penyusunan opini dalam bentuk artikel. v Memdiberikan penghargaan untuk materi pelajaran Penyusunan opini dalam bentuk artikel kepada kelompok yang mempunyai kinerja dan kerjasama yang baik. |
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi menurut pengamatan sikap dan sikap peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan pribadi dilakukan oleh guru. Berikut pola instrumen penilaian sikap
No | Nama Siswa | Aspek Perilaku yang Dinilai | Jumlah Skor | Skor Sikap | Kode Nilai | |||
BS | JJ | TJ | DS | |||||
1 | Soenarto | 75 | 75 | 50 | 75 | 275 | 68,75 | C |
2 | ... | ... | ... | ... | ... | ... | ... |
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek sikap dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor terbaik = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas sanggup diubah sesuai dengan aspek sikap yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik didiberikan peluang untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun semoga penilaian tetap bersifat adil, maka guru hendaknya menerangkan terlebih lampau tujuan dari penilaian diri ini, memilih kompetensi yang akan dinilai, kemudian memilih kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih lampau. Berikut misal format penilaian :
No | Pernyataan | Ya | Tidak | Jumlah Skor | Skor Sikap | Kode Nilai |
1 | Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan ide/gagasan. | 50 | 250 | 62,50 | C | |
2 | Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan peluang untuk berbicara. | 50 | ||||
3 | Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok. | 50 | ||||
4 | ... | 100 |
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor terbaik = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor terbaik dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas sanggup juga dipakai untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai kawannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru sudah menerangkan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga memilih format penilaiannya. Berikut misal format penilaian mitra sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No | Pernyataan | Ya | Tidak | Jumlah Skor | Skor Sikap | Kode Nilai |
1 | Mau mendapatkan pendapat kawan. | 100 | 450 | 90,00 | SB | |
2 | Memdiberikan solusi terhadap permasalahan. | 100 | ||||
3 | Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok. | 100 | ||||
4 | Marah dikala didiberi Koreksi. | 100 | ||||
5 | ... | 50 |
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor terbaik = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor terbaik dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No | Aspek yang Dinilai | Skala | Jumlah Skor | Skor Sikap | Kode Nilai | |||
25 | 50 | 75 | 100 | |||||
1 | Intonasi | |||||||
2 | Pelafalan | |||||||
3 | Kelancaran | |||||||
4 | Ekspresi | |||||||
5 | Penampilan | |||||||
6 | Gestur |
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawaban pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka sudah mengerjakan kiprah rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawabanan dari kiprah rumah yang sudah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
misal instrumen penilaian unjuk kerja sanggup dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai diberikut:
Instrumen Penilaian
No | Aspek yang Dinilai | Sangat Baik (100) | Baik (75) | Kurang Baik (50) | Tidak Baik (25) |
1 | Kesesuaian respon dengan pertanyaan | ||||
2 | Keserasian pemilihan kata | ||||
3 | Kesesuaian penerapan tata bahasa | ||||
4 | Pelafalan |
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Teknik mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor terbaik dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No | Aspek yang Dinilai | 100 | 75 | 50 | 25 |
1 | Penguasaan materi diskusi | ||||
2 | Kemampuan menjawaban pertanyaan | ||||
3 | Kemampuan mengolah kata | ||||
4 | Kemampuan menuntaskan masalah |
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan tiruana kiprah yang sudah dikerjakan peserta didik, ibarat catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No | Aspek yang Dinilai | 100 | 75 | 50 | 25 |
1 | |||||
2 | |||||
3 | |||||
4 |
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa mempersembahkan soal pemanis contohnya sebagai diberikut :
1) Jelaskan wacana Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan wacana Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan wacana Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No | Nama Peserta Didik | Nilai Ulangan | Indikator yang Belum Dikuasai | Bentuk Tindakan Remedial | Nilai Sesudah Remedial | Keterangan |
1 | ||||||
2 | ||||||
3 | ||||||
4 | ||||||
5 | ||||||
dst |
b. Pengayaan
Guru mempersembahkan pesan yang tersirat semoga tetap rendah hati, alasannya sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru mempersembahkan soal pengayaan sebagai diberikut :
1) Membaca buku-buku wacana Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online wacana Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta diberita online wacana Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati pribadi wacana Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)
Kompetensi Dasar | Indikator |
3.10 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca. | · Mengritisi masalah, fakta, opini, dan aspek kebahasaan dalam artikel. |
Penilain Proses | Penilaian Hasil |
Penilaian proses aspek pengetahuan sanggup dilakukan semenjak acara Menelaah Model dan Mengonstruksi terbimbing. Catatan terhadap peserta didik pada acara tersebut sanggup dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran: ketekunan, kerja sama, semangat, ketelitian, kerapihan, kemembersihkanan, kefokusan. | Jenis : Tulis Bentuk : Uraian misal instrumen: 1. Tulislah masalah yang dibahas dalam teks artikel yang Anda baca! 2. Jelaskan perbedaan fakta dengan opini dalam teks artikel! |
KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)
Kompetensi Dasar | Indikator |
4.10 Menyusun opini dalam bentuk artikel. | · Menulis opini dalam bentuk artikel dengan memerhatikan unsur-unsur artikel. · Memresentasikan, menanggapi, dan merevisi fakta dan opini, unsur kebahasaan, pengungkapan opini dan hasil menyusunan opini dalam bentuk artikel. · Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta · Mempresentasikan, menanggapi, dan mere-visi unsur kebahasaan artikel yang sudah disusun, |
Penilain Proses | Penilaian Hasil |
Penilaian proses aspek pengetahuan sanggup dilakukan semenjak acara Mengonstruksi Terbimbing dan Mengonstruksi Mandiri. Catatan terhadap peserta didik pada acara tersebut sanggup dijadikan penilaian sikap selama mengikuti pembelajaran dan mengerjakan kiprah (bendel portofolio): ketekunan, kerjasama, semangat, ketelitian, kerapihan, kemembersihkanan, kefokusan. | Jenis : Menulis Bentuk: Uraian misal Instrumen Susunlah teks artikel dengan memerhatikan hal di bawah ini! a. Tentukan topik teks artikel! b. Buatlah kerangka sesuai dengan struktur teks artikel! c. Kembangkan kerangka tersebut menjadi teks artikel dengan memerhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI! |
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio mencakup:
(a) draf final (produk) berbobot 40%;
(b) bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti catatan wacana apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d) catatan reflektif berbobot 25%.
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari portofolio) atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
misal format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XII/6
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No | Waktu | Nama | Kejadian/ Perilaku | Butir sikap | Positif/ Negatif | Tindak Lanjut |
1. | 28 Januari 2019 | Indri | Tidak mengerjakan kiprah menganalisis teks artikel. | Tanggung jawaban | - | Dipanggil dan disuruh mengerjakan kiprah kembali dengan waktu terbatas |
2. | 28 Januari 2019 | Sochib | Mengerjakan kiprah dengan fokus, tepat waktu, dan hasilnya sangat baik | Tanggung jawaban | + | Didiberi kebanggaan atau apresiasi |
Pedoman Penskoran
a. Pengetahuan
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor |
1 | a. Peserta didik menulis kasus dalam teks artikel dengan sangat tepat | 4 |
b. Peserta didik menulis kasus dalam teks artikel dengan tepat | 3 | |
c. Peserta didik menulis kasus dalam teks artikel dengan kurang tepat | 2 | |
d. Peserta didik menulis kasus dalam teks artikel dengan tidak tepat | 1 |
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor |
2 | a. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan sangat tepat | 4 |
b. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan tepat | 3 | |
c. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan kurang tepat | 2 | |
d. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan tidak tepat | 1 |
Keterangan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah soal
b. Keterampilan
Soal | Aspek yang Dinilai | Skor |
1 | a. Peserta didik memilih topik teks artikel sangat sesuai isi teks | 4 |
b. Peserta didik memilih topik teks artikel sesuai isi teks | 3 | |
c. Peserta didik memilih topik teks artikel kurang sesuai isi teks | 2 | |
d. Peserta didik memilih topik teks artikel tidak sesuai isi teks | 1 | |
2 | a. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel sangat lengkap dan sangat sesuai dengan topik | 4 |
b. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel lengkap dan sesuai dengan topik | 3 | |
c. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel kurang lengkap dan kurang dengan topik | 2 | |
d. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel tidak lengkap dan tidak sesuai isi teks | 1 | |
3 | a. Peserta didik menulis teks artikel sangat sesuai dengan kerangka | 4 |
b. Peserta didik menulis teks artikel sesuai dengan kerangka | 3 | |
c. Peserta didik menulis teks artikel kurang sesuai dengan kerangka | 2 | |
d. Peserta didik menulis teks artikel tidak sesuai dengan kerangka | 1 |
Nilai = Perolehan skor
Jumlah kreteria/soa
misal
Nilai = 11 x 100 = 91,66
12
Mengetahui, …………, ……….
Kepala …… Guru Mata Pelajaran,
……………. ………………………..
LAMPIRAN PEMBELAJARAN TEKS ARTIKEL
Kompetensi Dasar
Pengetahuan | Keterampilan |
3.10 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca | 4.10 Menyusun opini dalam bentuk artikel |
A. misal Teks Artikel
Berikut pola artikel
MENUMBUHKAN KEMAMPUAN LITERAS BACA-TULIS:
ANTARA UPAYA DAN TANTANGAN
(oleh : Nana Sutisna, M.Pd.)
A. Pengantar
Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik? Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan suatu bangsa? Untuk menjawaban pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak uraian diberikut ini. Baca-tulis ialah keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil praktikum, menjawaban soal, hingga menyusun karya tulis ialah sebagian acara peserta didik yang melibatkan kemampuan literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan yang dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi mempunyai wawasan pengetahuan yang luas untuk memecahkan kasus dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif lebih praktis menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang aliterat akan kesusahan dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. melaluiataubersamaini demikian, kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.
Lantas bagaimana efek kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa? Pada kala ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak sanggup dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.
B. Tantangan Penumbuhan Budaya Literasi
Patut diakungkan, kemampuan literasi baca-tulis terutama dalam memahami bacaan, mengatakan kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini terbukti dari hasil uji internasional literasi membaca yang mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Pengujian ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke - 45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493. Pada PISA 2012 mengatakan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke - 64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. (Dirjen Dikdasmen, 2016 : I)
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud ialah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Banyak faktor yang mengakibatkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik. Hal ini berkaitan dengan kultur verbal lebih secara umum dikuasai daripada baca-tulis dalam lingkungan peserta didik. Peserta didik lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan daripada membaca tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta didik alasannya ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari acara baca-tulis. Efektifitas praktik pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku rujukan menyebabkan pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain itu, apresiasi sekolah terhadap masukana penyaluran bakat baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah sekolah, koran, buku sastra, dan blog atau situs sekolah masih tersendat.
C. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS ialah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat. GLS memperkuat gerakan penumbuhan kecerdikan pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu acara di dalam gerakan tersebut ialah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu mencar ilmu dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca semoga pengetahuan sanggup dikuasai secara lebih baik. Materi baca meliputi nilai-nilai kecerdikan pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Setahun lebih GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke tiruana tingkatan pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis mengabdi. Dalam kurun waktu tersebut ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu hadir mengikutinya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang untuk meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis berpedoman pada buku panduan GLS berkut ini.
1. Tahap pembiasaan
Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang ialah penyesuaian membaca selama 15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh peserta didik membaca mandiri. Tujuan acara ini ialah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa serta menunjukan bahwa membaca sesuatu acara yang sangat bahagia. Disamping itu, tujuan acara tersebut ialah untuk memperkaya kosakata, menjadi masukana berkomunikasi antara peserta didik dan guru, dan mengajarkan taktik membaca.
Kegiatan tahap penyesuaian selanjutnya ialah membaca buku dengan memanfaatkan kiprah perpustakaan. Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan acara penunjang keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan peserta didik dikala mereka mengerjakan tugas-tugas yang didiberikan oleh guru bidang mata pelajaran yang diajarkan melalui kiprah meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan acara ini ialah memperkenalkan proses membaca, membuatkan kemampuan membaca secara efektif dan meningkatkan kemampuan pemahaman materi bacaan yang efektif.
Membaca terpandu dan membaca mandiri adalah acara diberikutnya. Guru memandu peserta didik membaca dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan acara ini ialah untuk aktif meningkatkan pemahaman, menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan membuat peserta didik bisa membaca mandiri.
2. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan ialah banyak sekali acara tindak lanjut yang dilakukan guru setelah acara 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, acara tindak lanjut dilakukan secara terjadwal (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun acara tindak lanjut ibarat diberikut: menulis komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan membuatkan iklim literasi sekolah.. Tahap Pembelajaran
Dalam tahap pembelajaran ini banyak sekali jenis acara pernah dilakukan di SMAN 2 Sumedang termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan literasi lain dalam pembelajaran ialah dengan sistem pemdiberian tagihan akademik kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan banyak sekali taktik untuk memahami teks dalam tiruana mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai bermacam-macam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran sangat dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di samping itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
D. Tantangan Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Pada tahap pembiasaan, kegiatan membaca selama 15 menit setiap hari ini ialah tantangan yang cukup berat bagi SMAN 2 Sumedang. Meluangkan waktu lima belas menit dalam pembelajaran sepertinya kelihatan enteng. Selama lima belas menit guru spesialuntuk dituntut membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya atau peserta didik membaca mandiri. Pada kenyataanya, masih ada anggapan beberapa guru di SMAN 2 Sumedang yang tidak mau jam mengajarnya terpotong. Mereka beralasan selain itu terpotong acara tersebut, jam mengajar mereka terpotong pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, mengabsen peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru yang sudah melaksanakan acara tersebut, namun kasus konsistensi dan kesinambungannya tak bisa dijaga.
Membaca buku dengan memanfaatkan kiprah perpustakaan, membaca terpandu, dan membaca berdikari ialah kegiatan diberikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam acara ini ialah kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku penunjang, ibarat buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.
Sesudah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada acara tahap pengembangan. Tak sanggup dipungkiri, tantangan ini muncul karena kegiatan ini adalah tindak lanjut yang dilakukan guru setelah acara 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, acara tindak lanjut dilakukan secara terjadwal (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian ialah acara tahap pengembangan yang selalu dihadapkan pada sebuah tantangan. Walaupun jurnal membaca harian sanggup dibuat secara sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal peserta didik spesialuntuk mengisi sendiri jurnal hariannya dengan sebut judul buku, dan pengarang.
Bedah buku secara sederhana sanggup diartikan sebuah acara mengungkapkan kembali isi suatu buku secara ringkas dengan mempersembahkan masukan terkait dengan belum sempurnanya dan kelebihan buku tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam acara tahap ini ialah terbatasnya buku-buku gres yang berkarakter sebagai materi resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu menghantui peserta didik.
Reading award dan membuatkan iklim literasi sekolah juga ialah tindak lanjut acara 15 menit membaca. Apabila dalam tahap penyesuaian sekolah mengutamakan pembenahan lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah sanggup membuatkan lingkungan sosial dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini ialah belum populernya penghargaan prestasi literasi di kalangan masyarakat sekolah. Prosedur penentuan akseptor reading award belum sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini ialah tantangan yang tersusah. Menyadarkan seluruh masyarakat untuk melek litersi bukan kasus gampang. Perlu kolaborasi yang fokus antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk mewujudkan gerakan mulia ini.
Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di kalangan peserta didik ialah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non akademik dari acara ”lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran” memerlukan kesiapan dan ketelatenan tiruana masyarakat sekolah. Selanjutnya, tantangan pada acara tahap pembelajaran dalam melaksanakan banyak sekali taktik untuk memahami teks dalam tiruana mata pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, acara ini membosankan peserta didik. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai bermacam-macam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran belum terbaik.
E. Solusi
Kemampuan baca-tulis sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik mulai semenjak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat memilih kualitas dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh kemampuan membaca dan menulis.
Keberhasilan dari program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung kepada banyak sekali pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua. Sinergitas tiruana masyarakat sekolah sangat diharapkan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit sebelum pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh tiruana masyarakat sekolah bahwa acara ini ialah pondasi bagi acara literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih pertama jam masuk sekolah. Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih pertama menjadi jam 06.45 WIB. Jika acara lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan berkesinambungan makan tahapan lain dari acara literasi akan lancar pula.
Keberadaan perpustaakaan yang representatif amat dibutuhkan dalam upaya penumbuhan kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan kualitas buku rujukan di perpustakaan menjadi sentral dalam acara ini. Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai bermacam-macam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran perlu menerima perhatian setiap sekolah.
F. Kesimpulan dan Harapan
”Lima belas menit begitu menenukan!” Ya, itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentinggya acara ini dalam meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik. Mengapa demikan? Lihat Permendikbud No. 23 tahun 2015 wacana Penumbuhan Budi Pekerti kalimat “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu mencar ilmu dimulai” tertuang secara eksplisit. Ini membuktikan bahwa jiwa dari gerakan litersi sekolah ialah penyesuaian membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari. Adapun acara tahap pengembangan dan pembelajaran ialah tindak lanjut dari acara ini.
Tampaknya kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang menganggap sepele. Padahal tidak demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini sanggup memilih masa depan bangsa. cepatdangampang-gampangan jadwal ini sanggup dilaksanakan dengan penuh tanggung tanggapan dan berkesimambungan. Pada akhirnya, cita-cita hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa sejajar dengan negara maju. Rasa pesimistis dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan berbekal bonus demografi yang literat akan bermetamorfosis optimistis. Bonus demografi tidak akan menjadi beban pembangunan melainkan menjadi modal pembangunan di masa depan.
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memdiberi peluang kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah acara ini menjadi ladang ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu ialah taqwa. Menyampaikan ilmu ialah ibadah. Mengulang-ulang ilmu ialah zikir. Mencari ilmu ialah jihad. Semoga dan semoga!
Sumedang, 10 November 2016
B. Pengertian Teks Artikel Teks di atas yang berjudul Menumbuhkan Kemampuan Literas Baca-Tulis: antara Upaya dan Tantangan itulah ialah teks artkel. Teks tersebut mengupas pendapat seorang penulis terhadap suatu data, fakta, atau peristiwa berdasarkan analisis subjekif penulis. Biasanya artikel diterbitkan oleh media cetak setiap hari, kecuali hari Minggu. Artikel ini tidak terlalu panjang, C. Ciri-ciri Teks Artikel
1. Fungsi Artikel
Jika ditelaah lebih mendalam, teks artikel befungsi mempersembahkan informasi kepada para pembaca semoga mengetahui, memahami, mengkritisi, dan menilai suatu data, fakta, atau kejadian yang ditulis menurut pendapat penulis
2. Struktur Artikel
Berdasarkan teks artikel yang sudah dibaca di atas, ternyata teks artikel mempunyai struktur penlampauan teks atau tesis (pernyataan umum), yakni berupa sorotan insiden yang mengandung suatu duduk kasus aktual. Berikut ini pola serpihan struktur penlampauan:
Lantas bagaimana efek kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa? pada kala ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak sanggup dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.
Selain struktur penlampauan, teks artikel pun menpunyai struktur yang menjadi serpihan inti dari teks artikel itu sendiri. Struktur inti artikel sering disebut juga serpihan penyampaian opini-opini atau urutan gagasan. Struktur ini berupa tanggapan-tanggapan penulis berkenaan dengan peristiwa, kejadian, atau duduk kasus aktual. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petikan diberikut ini.
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud ialah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Sebagai struktur penutup, teks artikel biasanya berupa kesimpulan, masukan, atau rekomendasi yang berupa pernyataan dalam menuntaskan duduk kasus yang dikemukakan sebelumnya. Berikut ini disajikan pengglan epilog sebuah teks artikel:
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memdiberi peluang kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah acara ini menjadi ladang ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu ialah taqwa. Menyampaikan ilmu ialah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu ialah jihad. Semoga dan semoga!
1. Fakta dan opini sebuah artikel
Perhatikan teks Berikut!
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud ialah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud ialah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Kalimat-kalimat dalam teks di atas sanggup dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu kelompok kalimat fakta dan kalimat opini. Berikut ini disajikan pngelompokaanya sebagai Berikut:
Kalimat fakta | Kalimat opini |
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. | Bonus demografi yang dimaksud ialah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. |
Bagaimana tidak? | Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. |
Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. | . |
Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. | |
Mereka inilah kader generasi emas 2045. | |
Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. | |
Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas. |
Berdasarkan tunjangan kalmat opini dan fakta di atas, sanggup disimpulkan cici-cici kalimat fakta dan opini sebagai Berikut:
Kalimat fakta | Kalimat opini |
adil | subjektif |
Sudah terbukti kebenarannya | Belum terbukti kebenarannya |
Sudah terjadi | Belum terjadi |
Memuat data yang akurat | Memuat pendapat seseorang |
2. Menyusun Opini dalam Artikel
Perhatikan penggalan teks yang rumpang diberikut! Penlampauan/tesis (pernyataan umum)
Lantas bagaimana efek kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bangsa? ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Pembahasan atau rangkaian opini ( gagasan)
Data di atas cukup mencemaskan kita tiruana. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia sedang ulet mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. ………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Penutup
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik.
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Berdasarkan penggalan teks yang rumpang di diatas, lengkapilah teks tersebut dengan kaliamat-kalimat opini sehinggan tersusun penggalan teks yang koheren. Dalam melengkapi penggalan teks yang rumpang tersebut, perhatkan pula hubungan antar paragraph sehingga menjadi kesatuan teks artikel yang utuh. (Oleh Nana Sutisna)
UNDUH FILE WORD RPP TEKS ARTIKEL KLIK https://drive.google.com/open?id=1yCa_7StHWP6VdC4wAUjzDXpHjiPx5-8J
BACA DAN UNDUH RPP KELAS XII Sekolah Menengan Atas SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 EDISI REVISI
RPP Kuriikulum 2013 edisi revisi dilengkapi lampiran materi dan penilaian, berorientasi HOTS, membuatkan 4C, Literasi, PPK
1. RPP TEKS ARTIKEL KD 3.10 DAN 4.10 KLIK anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=rpp-bahasa-indonesia-teks-artikel-kelas
2. RPP TEKS ARTIKEL KD 3.11 DAN 4.11 KLIK anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=rpp-bahasa-indonesia-teks-artikel-kelas
3. RPP TEKS KRITIK DAN ESAI KD 3.12, 4.12, 3.13, DAN 4.13 KLIK anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=rpp-bahasa-indonesia-teks-artikel-kelas
4. RPP BUKU PENGAYAAN KD 3.14 DAN 4.14 KLIK anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=rpp-bahasa-indonesia-teks-artikel-kelas
Tag :
RPP 2018/2019
0 Komentar untuk "Rpp Bahasa Indonesia Teks Artikel Kelas Xii Semester 6 Tahun Pelajaran 2018/2019 Edisi Revisi"