Ringkasan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Xii Kurikulum 2013 Untuk Persiapan Evaluasi Tamat Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019

loading...


RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XII KURIKULUM 2013 UNTUK PERSIAPAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
(Meliputi Teks Surat Lamaran Pekerjaan, Cerita/Novel Sejarah, dan Editorial)
1. Mengidentifikasi Isi dan Sistematika Surat Lamaran Pekerjaan
Isi surat meliputi bagian-bagian yang terdapat di dalam surat lamaran pekerjaan dan hal-hal yang harus ada di dalam surat lamaran pekerjaan. 
Sistematika yakni penjabaran atau penggolongan atas isi atau bagian-bagian yang terdapat di dalam surat lamaran pekerjaan. 
Isi dan sistematika surat lamaran pekerjaan meliputi daerah dan tanggal pembuatan surat, lampiran dan perihal, alamat surat, salam pembuka, alinea pembuka, isi, penutup, tanda tangan, dan nama terang. Isi surat terdiri atas unsur nama, daerah dan tanggal lahir, pendidikan, alamat, serta beberapa hal yang dilampirkan.

2. Menyajikan simpulan sistematika dan unsur-unsur isi surat lamaran baik secara verbal maupun tulis
Menyimpulkan yakni mengikhtisarkan (menetapkan, menyarikan pendapat, dan sebagainya) berdasarkan apa-apa yang diuraikan (https://kbbi.kata.web.id/menyimpulkan/). 
Menyimpulkan isi dan sistematika surat lamaran pekerjaan yakni mengikhtisarkan atau memutuskan isi dan sistematika surat lamaran pekerjaan berdasarkan identifikasi isi surat lamaran Pekerjaan.
3. Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam surat lamaran pekerjaan terkait dengan bahasa yang dipakai yakni sebagai Berikut.
a. Bahasa surat yakni bahasa yang baik dan benar.
b. Bahasa surat memakai kata-kata yang sopan.
c. Bahasa surat meliputi kata pengantar yang jelas, singkat, padat, informative, dan sempurna samasukan.
d. Bahasa surat tampak dari goresan pena yang membersihkan, praktis dibaca, sesuai dengan kaidah ejaan.
e. Melengkapi bagian-bagian surat dengan norma bahasa surat (seperti penulisan unsur hal, tempat/tanggal, alamat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, dan nama terang).
4. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan dengan memperhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan
Berikut disajikan tips dalam membuat surat lamaran pekerjaan. 
1. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
2. Menulis dengan susunan format rapi.
3. Melengkapi data sesuai dengan keperluan.
4. Melampirkan surat pendukung ibarat sertifikat pengalaman kerja.
BACA PEMBAHASAN LEBIH LENGKAP DAN CONTOH MENYUSUN SURAT LAMARAN PEKERJAAN DENGAN MEMPERHATIKAN ISI, SISTEMATIKA, DAN KEBAHASAAN KLIK  anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran

B. TEKS CERITA ATAU NOVEL SEJARAH
1. Pengertian Novel Sejarah
Novel sejarah yakni novel yang di dalamnya mengambarkan dan menceritakan ihwal fakta insiden masa kemudian yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif, dan disajikan dengan daya khayal pengetahuan yang luas dari pengarang. 
2. Struktur Teks Cerita/Novel Sejarah 
a. Pengenalan situasi dongeng (ekspostion, orientasi)
Dalam penggalan ini, pengarang memperkenalkan latar dongeng baik waktu, daerah maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga sanggup disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan korelasi antartokoh. 
b. Pengungkapan peristiwa
Dalam penggalan ini disajikan insiden pertama yang menjadikan banyak sekali masalah, perperihalan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. 
c. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan banyak sekali situasi yang mengakibatkan bertambahnya kesukaran tokoh
d. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai titikpuncak. INI penggalan dongeng yang paling besar dan mendebarkan. Pada penggalan ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah beliau kemudian berhasil menuntaskan masalahnya atau gagal. 
e. Penyelesaian (Evaluasi, resolusi)
Sebagai selesai cerita, pada penggalan ini meliputi klarifikasi ataupun evaluasi ihwal perilaku ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami insiden puncak itu. Pada penggalan ini pun sering pula ditetapkan wujud selesai dari kondisi ataupun nasib selesai yang dialami tokoh Utama.
f. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan pribadi oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel mempunyai koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan selesai ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.
3. Ciri Kebahasaan Novel Sejarah
Beberapa ciri kebahasaan novel sejarah yakni sebagai Berikut
a. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau
misal: Prajurit-prajurit yang sudah diperintahkan memmembersihkankan gedung bekas asrama sudah menuntaskan tugasnya.
b. Banyak memakai kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti: semenjak dikala itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
misal: Sesudah juara gulat itu pergi, Sang Adipati bangun dan berjalan tenang-tenang masuk ke Kadipaten.
c. Banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material).
CONTOH:
1). Di depan Ratu Biksuni Gayatri yang berdiri, Sri Gitarja duduk bersimpuh.
2). Ketika para Ibu Ratu menangis yang menulari siapa pun untuk menangis, Dyah Wiyat sama sekali tidak menitikkan air mata.
d. Banyak memakai kata kerja yang menawarkan kalimat tak pribadi sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, menyampaikan bahwa, menceritakan perihal, menurut, menggungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
CONTOH:
!). Menurut Sang patih, Galeng sudah periksa seluruh kamar Syahbandar dan ia sudah melihat banyak botol dan benda-benda yang ia tak tahu nama dan gunanya.
2). Riung Samudera menyatakan bahwa ia masih galau dengan tiruana klarifikasi kendit Galih ihwal duduk kasus itu.
e. Banyak memakai kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 
misal:
1). Gajah Mada sependapat dengan Jalan pikiran Senopati Gajah Enggon.
2). Melihat itu, tak seorang pun yang menolak alasannya yakni tiruana berpikir Patih Gajah Mada memang bisa dan layak berada di tempat 
f. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (‘..”) dan kata kerja yang menawarkan tuturan langsung.
misal:
“Mana surat itu?”
“Ampun, Gusti Adipati, Patik takut maka Patik bakar.” 
g. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana
misal

Dari apa yang terjadi itu terlihat betapa besar wibawa Gajah Mada, bahkan beberapa prajurit harus mengakui wibawa yang dimiliki Gajah Mada jauh lebih besar dari wibawa Jayguagara. Sri Jayguagara masih bisa diajak bercanda, tetapi tidak dengan Patih Gajah Mada, sang pemilik wajah yang amat beku itu.
3. Menyusun Novel Sejarah
Langkah-langkah menyusun novel sejarah yakni sebagai Berikut.
a. Menentukan insiden sejarah yang akan menjadi materi penceritaan
Langkah pertama dalam menyusun novel sejarah seseorang atau diri sendiri yakni memilih insiden sejarah (peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yang akan dikembangkan menjadi novel sejarah. 
Dalam novel sejarah, penulis menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokohnya dengan memakai latar insiden sejarah. Menulis novel sejarah berarti mengemas fakta sejarah dengan rekaan penulis. Wujudnya sanggup berupa insiden yang berkaitan dengan hidup orang banyak atau hidup seseorang. 
misal

Peristiwa Sejarah
Pengembangan Peristiwa
Meletusnya Gunung Kelud tahun 1966
Aku dilahirkan di pengungsian dikala Gunung Kelud meletus tahun 1966. Karena minimnya kemudahan kesehatan di pengungsian, Ibu meninggal dikala melahirkanku.
Kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987
Dalam kecelakaan kereta api di Bintaro tanggal 19 Oktober 1987, saya masih berusia 8 tahun. Kedua orang tuaku tewas dalam insiden itu. Aku sendiri kehilangan sebelah kakiku yang tertindih pintu kereta api.

b. Menyusun kerangka atau citra singkat dongeng sejarah yang akan ditulis
Dasar penyusunan kerangka novel sejarah sanggup berupa perjalanan waktu (misalnya. masa kecil, masa remaja, masa sekolah, masa kuliah, masa dewasa); latar daerah (di desa, di sekolah, di kota, di luar negeri).
Kerangka karangan sanggup meliputi tokoh, waktu dan daerah kejadian, , ilustrasi visual setiap tokoh, apa yang dipermasalahkan, dan sebagainya. 
c. Mengumpulkan bahan-bahan cerita
Pada tahap ini penulis mengumpulkan rangkaian insiden dari banyak sekali tumpuan dan sumber (orang, buku, dan sebagainya).
d. Mengembangkan kerangka atau draf pertama menjadi novel atau teks dongeng sejarah
Pada tahap ini, penulis merangkai dongeng berdasarkan daya khayal atau imajinasi. Sudut pandang yang paling praktis yakni sudut pandang orang pertama “ aku”. 
Penceritaan teks novel atau dongeng sejarah mengikuti gaya teks rekon imajinatif yang didalamnya ada orientasi, pengungkapan peristiwa, dongeng mulai memuncak, puncak permasalahan, resolusi, dan koda.

Penjelasan lebih lanjut klik anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran
C. TEKS EDITORIAL 
1. Pengertian teks editorial
Editorial yakni artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang ialah pandangan redaksi terhadap suatu insiden (diberita) faktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan perdebatanal (menimbulkan perbedaan pendapat). 
2. Fungsi Teks Editorial
Fungsi teks editorial di antaranya sebagai Berikut.
1) Menjelaskan fakta atau insiden dan jadinya kepada masyarakat
2) Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhinya.
3) Memdiberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
4) Memdiberikan evaluasi moral ihwal isu tersebut.
5) Mengajak pembaca untuk ikut berpikir ihwal duduk kasus (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar
3. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

PENJELASAN STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL KLIK anakdidikcerdassekali.blogspot.com/search?q=materi-pembelajaran-surat-lamaran

Rujukan 
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi  Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi  Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.


BAHAN LENGKAP PERSIAPAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019 BAHASA INDONESIA KELAS X, XI, XII: KISI-KISI, SOAL, PEMBAHASAN, RINGKASAN MATERI





Tag : PEMBELAJARAN
0 Komentar untuk "Ringkasan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Xii Kurikulum 2013 Untuk Persiapan Evaluasi Tamat Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019"

Back To Top